Senin, 27 Juni 2016

PAPUA GERBANG EMAS TIMUR DALAM STANDARD NUBUATAN KITAB PARA NABI DAN HUBUNGANNYA DENGAN ISRAEL DI AKHIR ZAMAN (THE GOLDEN GATE)

oleh
HAMAH SAGRIM


Kita sedang memasuki satu era dimana seluruh nubuatan Alkitab harus digenapi menjelang kedatangan Yesus kedua kali sebagai Raja, termasuk juga pencurahan Roh Kudus secara besar-besaran yang ditandai dengan penyingkapan/pewahyuan-pewahyuan lewat Mimpi, Penglihatan dan Nubuat atas semua lapisan umat TUHAN.



A.   Bangsa-Bangsa di Wilayah Timur
Di antara bangsa-bangsa wilayah Timur yang akan Tuhan lawat, ada satu bangsa yang dilihat Nabi Yesaya secara khusus dalam Rencana Besar ELLOHIM yang akan menjadi bencana bagi kerajaan Iblis yang sampai sekarang ini menguasai bumi. Itulah sebabnya Iblis sedang berusaha keras untuk mempertahankan dan menguasainya agar tidak jatuh ketangan Sang Raja yang akan datang itu. Bangsa manakah yang dimaksudkan itu? Perhatikan penglihatan Nabi Yesaya berikut ini:
Pertama
Sebab itu permuliakanlah TUHAN di negeri-negeri timur, nama TUHAN, Ellohim Israel, di tanah-tanah pesisir laut!" Dari ujung bumi kami dengar nyanyian pujian: "Hormat bagi Yang Maha adil!" Tetapi aku berkata: "Kurus merana aku, kurus merana aku. Celakalah aku! Sebab para penggarong menggarong, ya, terus-menerus mereka melakukan penggarongannya!"
(Yesaya 24:15-16).
Dominee I.S. Kijne telah melihat kebenaran itu bahwa Papua adalah gerbang timur yang berhubungan langsung dengan sorga yang siap dibukakan untuk menyambut kedatangan Mesias maka dia bergembira dan bernyanyi dalam nyanyian rohani 67:1;
Terbuka Pintu Gerbang Mas, di Sorga yang terang.
Malaikat menyambut TUHAN-Nya.
Panglimanya yang menang 2x
Ketika gerbang timur terbuka, nafiri dibunyikan menyambut kedatangannya maka Sion akan terbangun dan berdiri bersukacita karena mempelainya telah datang, maka dari timur ujung bumi I.S. Kijne bernyanyi menyambutnya dalam Nyanyian Rohani 198:2
Sion mendengar nafiri.
Terbangun ia dan berdiri
Bersuka-suka hatinya
Mempelainya yang setia
T’lah datang, murah dan mulia.
Papua bangsa negeri timur yang akan mendapat undangan perjamuan perkawinan kudus Yesus sebagai mempelai laki-laki dan Israel sebagai mempelai perempuan di Sion, maka I.S. Kijne bergembira dan bernyanyi dalam nyanyian rohani 198:3
Trang hari raya merekah
Ya Yesus , Tuhanku,
Didalam-Mu
Sambut kami sekalian
Dan antarkan
Jemaat-mu ke perjamuan-Mu
Pertimbangkanlah Fakta-Fakta Berikut ini:
1.   Indonesia adalah negeri sebelah Timur Israel yang terdiri dari pesisir.
2.   Pemulihan Pujian Penyembahan bagi TUHAN bertumbuh pesat di tanah Papua, tapi dalam waktu bersamaan juga kejahatannya pun pesat (Lalang dan Gandum Tumbuh Bersama-sama).
3.   Papua terletak paling Timur dari Indonesia yang mayoritas penduduk pribuminya percaya dan menyembah Ellohim dalam “YESUS” secara utuh didalam suku dan bangsanya.
4.   Kekayaan Papua terus digarong, masyarakat Papua pada umumnya hidup menderita, miskin, dibunuh, diperlakukan tidak adil diatas tanahnya sendiri.
Kedua
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN dan pujilah Dia dari ujung bumi! Baiklah laut bergemuruh serta segala isinya dan pulau-pulau dengan segala penduduknya. Baiklah padang gurun menyaringkan suara dengan kota-kotanya dan dengan desa-desa yang didiami Kedar! Baiklah bersorak-sorai penduduk Bukit Batu, baiklah mereka berseru-seru dari puncak gunung-gunung! (Yesaya 42:10-11), pergerakan Sion Kids Papua menggenapi nubuatan kitab nabi Yesaya ini.
Siapakah KEDAR itu? Mereka adalah keturunan dari Ismael yang cenderung mendiami daerah-daerah pesisir dan kepulauan. (Kejadian 25:13; 1 Tawarikh 1:28-31). Pertimbangkanlah Fakta-Fakta Berikut ini:
1.   Israel dan bangsa-bangsa sekitarnya bukan negeri kepulauan.
2.   Ia menunjuk pada bangsa yang secara geografis sangat jauh dari Yerusalem yang terdiri dari pulau-pulau.
3.   Indonesia adalah negeri yang letaknya jauh dari Yerusalem Terdiri dari ±17.000 pulau dan merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia.
4.   Di Asia Pasifik banyak Negara kepulauan tapi Indonesialah negeri Kedar terbesar di dunia.
5.   Kaum Kedar menguasai kota, desa, pesisir maupun pegunungan. (di Papua semua daerah diduduki dan dikuasai oleh kedar baik pekerjaan, ekonomi daerah-daerah dibuka untuk kepentingan transmigrasi, Bugis-Buton-Makasar, Jawa, menguasai pesisir, di Wamena direncanakan pembangunan Islamik Center).
Dari fakta-fakta diatas tidak perlu ditafsirkan lagi karena Nabi Yesaya telah membaca blue print Ellohim untuk Indonesia jauh sebelum 17 Agustus 1945. Bahwa Yesus Sang Raja akan melawat Indonesia secara khusus karena Papua dipilih oleh Tuhan sebab Ia berkepentingan atas Papua. Suatu peristiwa Kebangunan Rohani Besar yang akan berdampak kepada dunia. Tanggal 5 Mei 2003 Cindy Jacob mendapatkan pernyataan TUHAN yang mengkonfirmasi hal-hal berikut ini ketika bernubuat di Jakarta. Papua sebagai Pusaka Kesayangan Ellohim, diletakkan oleh DIA untuk kepentingan-Nya, Papua Punya Peran Penting di ujug bumi yang akan dilawat oleh Tuhan.
a.    Secara Geografis:
1.   Diletakkan diujung paling Timur Indonesia.
2.   Menjadi Pintu Gerbang masuknya Raja Kemuliaan untuk mentransformasi negeri “Kedar” terbesar (Indonesia).
b.   Secara faktual:
1.   Diberi TUHAN kekayaan alam yang melimpah terutama Emas.
2.   Suku Kedar menguasai di kota-kota, pesisir-pesisir, desa-desa, dalam segala bidang kehidupan.
3.   Emas dan segala kekayaannya terus digarong, orang Papua kurus, merana, dibunuh, dan terus menjerit dihadapan TUHAN (Yesaya 24: 16).
4.   Pintu Gerbang ini masih tertutup, tapi Yesus akan segera membukanya!.
5.   Pergerakan rohani terbesar lahir dari kandungan Papua, Sion Kids Movement mengguncang dunia, dengan membongkar kejahatan dunia, pembohongan kebenaran, melawan kejahatan, membawa setiap bangsa untuk kembali ke akar-akar kebenaran sejati yang berhubungan langung dengan Sion-Yerusalem-Israel dan Ellohim didalam standard Alkitab dan standard perjanjian kekal yang benar-benar benar.
6.   Telah bangkit pengkhotbah hebat di dunia dari Papua, Pdt. Marhen Abraham Su, S.Th, didoakan, ditetapkan dan diutus di Jemaat anak Sulung Yerusalem oleh Nabi Rouven Berger dan Benjamin Berger sebagai Gideon.
7.   Sion Movement menjadi standard pergerakan rohani yang mampu menggerakkan suku bangsa dalam setiap kegiatan.
8.   Marthen Abraham, Su, S.Th, adalah juru bicara Israel-Yeruselm-Sion bagi dunia untuk menggenapi perjanjian Ellohim.
KKR Paul Younggi Cho tahun 1996 selesai maka mulai terjadi tranformasi dengan munculnya emas di kota-kota diseluruh Papua. Suku kedar dari bagian Barat dan Tengah Indonesia berduyun-duyun datang untuk mendulang emas, yang sebenarnya harus dinikmati oleh Papua, akhirnya murka TUHAN turun dan emas itu diambil kembali oleh TUHAN dan sampai saat ini emas sulit didapatkan. 
c.    Alasan dari sudut pandang Profetis
1.   Dengan Banyaknya Emas, Papua benar-benar adalah Pintu Gerbang Emas (golden gate).
2.   Berbagai upaya islamiah atau diistilahkan dengan upaya “Penghijauan“ membuktikan bahwa Iblis sedang berusaha merebut Pintu Gerbang tersebut dari tangan umat TUHAN, karena barangsiapa menguasai gerbang akan menguasai kota.
3.   TUHAN sedang membangkitkan gereja-Nya di Tanah Papua agar berdiri sebagai Penjaga Pintu Gerbang-Nya, ini dapat dilihat dari kebangkitan Papua dalam pergerakan Sion Kids, Gideon Papua (Pdt. Marthen Abraham, Su, S.Th) dikirim untuk merestorasi gereja TUHAN di tanah Papua untuk segera berdiri bersama-sama memberkati Israel sebab Papua tanpa Israel Tuhan tidak berkenaan bagi mereka, namun kenyataannya bahwa Papua adalah bangsa profetik yang dipilih Tuhan sebagai juru bicara Israel bagi dunia demi pemulihan Israel, sebab ketika bangsa Israel dari seluruh dunia berduyun-duyun pulang, kesempurnaan itu segera terjadi, oleh karena itulah Papua bangkit untuk memberitahukan kepada bangsa Israel di seluruh dunia agar segera pulang karena TUHAN akan datang segra, selain itu, Papua pun bertanggung jawab menyampaikan kepada dunia bahwa  barang siapa memberkati Israel dia diberkati, barang siapa mengutuk Israel dia dikutuk. (Kejadian 12:3). Syarat Menjadi Penjaga Gerbang adalah menjadi satu bersama Israel, dan Papua telah menjadi satu kewargaan bersama Israel didalam standard perjanjian Alkitab.

d.   Perhatikan tanda gerakan-Nya.
Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan. Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Ellohim dan berdirilah mereka pada kaki gunung. Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membumbung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat. Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Ellohim menjawabnya dalam guruh. Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas. (Keluaran 19:16-20). 
Reaksi umat TUHAN adalah Takut! - Reaksi Hamba TUHAN adalah bersembunyi seperti Elia yang lari dan bersembunyi di dalam gua ketika kilat dan guruh  itu datang (1 Raja Raja 19:8-17), di Papua belum ditemukan sosok Musa yang berani mendaki puncak gunung Sinai, mendekat kepada sumber badai, Pdt. Marthen A. Su, S.Th, yang memulainya.
Guruh, Kilat, Gempa mendahului kunjungan Ellohim untuk menyelesaikan persoalan Elia dan Isabel. ELIA bersembunyi di “GUA”.  Makna dari bersembunyi di “Gua” menggambarkan kehidupan manusia di masa lalu (1Raja Raja: 8-10). Bagaimana reaksi kita ketika “Isabel (Kedar)” menginginkan nyawa kita? Lari, sembunyi di “gua-gua” pengalaman masa lalu, denominasi, doktrin atau ingin “pensiun” bahkan memberikan alasan-alasan untuk melarikan diri.  Haruskah menunggu sampai “Badai, api dan gempa memaksa kita keluar? Ataukah hari ini kita mau berdiri dihadapan-Nya menerima tugas masa depan?. Pendeta-pendeta Gereja Pentakosta Ditanah Papua tidak takut ketika dipanggil oleh Sinode untuk bertanggung jawab karena telah berkomitmen berdoa senantiasa memberkati Israel, tetapi atas kuasa Tuhan, mereka diijinkan oleh Sinode GPDP untuk tetap menjadi bagian didalam Sion Kids Movement.

B.   Saatnya Untuk Berkoalisi Bukan Berkompetisi
Lihat visi misi Sion Kids “Kembali ke Alkitab Kembali ke Akar-akar Yahudi” mengajak semua denominasi gereja untuk berkoalisi, bukan berkompetisi. Orang yang duduk dalam lindungan Yang Maha tinggi dan bermalam dalam naungan Yang Maha Kuasa akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Ellohimku, yang kupercayai." Petir, Api, Gempa Adalah Cara Tuhan memaksa gereja-Nya untuk bersatu dibawah kepak sayap-Nya, Cara Tuhan memaksa umat-Nya mendekat dan intim dengan DIA. Cara Tuhan mengajar umat-Nya mengenal Dia secara utuh. Ingat tragedi 1998-2000, gereja-gereja dibakar, pemerkosaan, pembunuhan, semua itu diijinkan TUHAN agar gereja-gereja bersatu untuk mempersiapkan jemaatnya menyambut kedatangan TUHAN.
Umat TUHAN di Papua! Marilah kita bersatu hati, berdoa agar tidak terjadi tragedy seperti di Jakarta, Sumatra, Sulawesi, Ambon, Palu.
Kilat itu sudah mulai bergerak di Timur, kejadian Mezbah Timika,  05 November 2015, Terjadi kilat menyambar dan gemuruh petir ketika utusan TUHAN Gideon Papua melaporkan keadaan suku Amungme pemilik hak ulayat penghasil tambang Emas kepada Ellohim, maka bangkitlah amarah TUHAN, ditandai dengan gemuruh di langit seketika itu juga maka dalam waktu satu bulan kemudian Freeport bergejolak, karena sebagai perusahaan yang menggarong kekayaan Papua di wilayah suku Amungme dan Amungsa tetapi orang pemilik tanah pusaka diabaikan maupun ditindas. Tuhan sedang menaruh perhatian penuh kepada Papua dari segala sisi untuk kepentingan-Nya demi program kerja persiapan kedatangan-Nya.
Transformasi sedang berlangsung di negara-negara Pasifik (Fiji, Samoa, dan sebagainya sedang bergerak maju) tapi di dahului oleh banjir darah, lewat kudeta militer dan pertikaian antar etnis, lalu gereja meresponi dengan meruntuhkan tembok-tembok penghalang persatuan. Sion Kids pergerakan yang mempersatukan suku bangsa tanpa melihat sekat dogma atau asal gereja atau asal suku. PAPUA apakah jawabmu?. Ingatlah  doa Sulung Tanah Papua ”Dengan Nama TUHAN kami menginjak kaki di Tanah ini” (Ottow & Gissler tahun 1855).  Nama TUHAN Ellohim telah disebut diatas Tanah Papua, mari umat TUHAN panggillah TUHAN untuk memulihkan negeri ini. Bangsa Papua tidak memiliki senjata, kekuatan, uang. Janganlah takut, Papua memiliki TUHAN, pujian dan Doa Sulung.  Papua bernyanyi, Berdoa, Berpuasa dan tak lupa mendoakan saudara mereka ISRAEL untuk kesenangan TUHAN, karena Israel adalah berkat, Israel adalah kutuk, sebab barang siapa memberkati Israel dia akan diberkati, barang siapa mengutuk Israel dia akan dikutuk.  Ketika  Papua bangkit memberkati Israel, Papua telah mengetahui identitas mereka, karena bicara Israel dan kedatangan Ellohim pasti membicarakan gerbang timur dan lawatan pergerakan dimulai dari negeri timur jauh ujung bumi yaitu Papua.
Papua jagalah Pintu Gerbang Emas karena dari situlah Raja Kemuliaan akan masuk. Papua, telah meresponinya. Utusan Gideon Papua, adalah persembahan yang sejati bagi TUHAN untuk melawat dunia, seorang putra asli Papua (Marthen Abraham Su, S.Th).
Marthen A. Su,  adalah Papua – Papua adalah Marthen A. Su, ditugaskan untuk berjalan dari kampung ke kampung, kota ke kota, suku ke suku, bangsa ke bangsa, pulau ke pulau, benua ke benua, Negara ke Negara, terutama pergi ke bangsa Israel untuk menyampaikan bahwa lihatlah Yesus mereka adalah Raja yang berasal dari suku Yehuda.
Tuhan sedang membangkitkan Papua sebagai guru di akhir zaman. TUHAN telah mencari, memanggil, mempersiapkan dan mengutus Papua sebagai hamba-Nya yang ditugaskan untuk berjalan dari bangsa ke bangsa untuk mengabarkan berita-berita nubuatan tentang Israel dan Tuhan, Israel dan permulaan hidup manusia, Israel dan Firman, Israel dan Yesus, Israel dan akhir zaman, Israel dan Kerajaan Sorga, Israel dan Papua, Israel dan Kedatangan Tuhan.
Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya. (Yehezkiel 22:30). 
Oleh karena Israel, nama Tuhan disebut – oleh karena Papua nama Tuhan disebut. “Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka. (2 Tawarikh 7:14).
Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. (Yohanes 17:22-23).
Rakyat Papua “hidup miskin” transformasi memang selalu Tuhan mulai dari mereka yang miskin, Janda di Sarfat. Sebelum Transformasi Israel, Empat orang kusta sebelum Transformasi Samaria, Kampung Nelayan di Galilea sebelum Yerusalem.
Orang Papua perlu menemukan kembali gambar dirinya dihadapan Ellohim  agar terlepas dari rasa rendah diri dan siap berdiri sebagai Penjaga Gerbang Emas (Golden Gate). Dari sudut pandang anatomy orang Papua ibarat “Gadis Sunem” jantung hati “Sang Raja” yang dikasihi melebihi gadis-gadis lainnya. Seperti digambarkan Salomo dalam Kidung Agung. Perhatikan potret “gadis sunem”  yang hitam dan keriting itu lalu bandingkan dengan perawakan orang Papua. Gadis desa, (Kidung Agung 6:4), wanita kekar dan perkasa, (Kidung Agung 4:2), Bergigi susun/kembar, (Kidung Agung 4:3; 6:7), Jerawatan             (Kidung Agung 6:5a), Salomo jujur mengaku bahwa dia jadi bingung.
TUHAN Sedang Menanti Jawaban Orang Papua (Yehezkiel 22: 30-31), Aku mencari ditengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu dihadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya. Maka Aku mencurahkan geram-Ku atas mereka dan membinasakan mereka dengan api kemurkaan-Ku; kelakuan mereka Kutimpakan atas kepala mereka, demikianlah Firman Tuhan. Jawaban atas Firman itu Gideon Papua diutus, Pergerakan Sion Kids, awal transformasi Papua sebagai bangsa yang disiapkan mengerjakan agenda Tuhan Ellohim. Papua Berjalanlan dalam jalan Ellohim, ditempatkan di timur jauh ujung bumi sebagai Penjaga Pintu Gerbang Emas, Jangan jatuh ketangan Delilah akhir zaman; uang, jabatan, perempuan, kekayaan. (Matius 24:27). Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
Dengan kekayaan emas, minyak, dan kekayaan alam lainnya di Papua, Ellohim sediakan hanya untuk dipergunakan bagi pekerjaan-Nya yang akan terjadi seperti kilat yang memancar dari Timur dan berakhir di Yerusalem.  Halleluyah! TUHAN Yesus Anak Ellohim itu datang kembali.
Papua bersuara dari ujung bumi akan mengguncang sorga dan penduduk bumi akan ketakutan kerena Papua berdiri bagi Israel - Karena Dia Raja segala Raja akan datang dan melintasi pintu gerbang sebelah timur yang tertutup berabad-abad. Pintu gerbang yang bukan di bangun oleh tangan manusia (Ibrani 9:11-12). Akan segera terbuka (Mazmur 24:7-10; Mazmur 24:7). Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan. (Mazmur 24:8). Siapakah itu Raja Kemuliaan?" Ellohim, jaya dan perkasa, Ellohim, perkasa dalam peperangan. (Mazmur 24:9).



Selamatkan Papua, selamatkan pintu Timur, Selamatkan pintu Gerbang Emas, bagi masuknya Raja Kemuliaan Yesus Kristus.

Senin, 20 Juni 2016

BINTANG DAUD MILIK ISRAEL BINTANG TIMUR YANG GILANG GEMILANG MILIK PAPUA { Wahyu 22:16 dan Wahyu 2:28 }

oleh
HAMAH SAGRIM


Ketika Yesus hendak lahir di Betlehem, bintang-Nya terbit dari timur dan berjalan ke timur tengah – Israel, orang majus dari timur melihat bintang itu dan mengikutinya hingga berhenti di Betlehem negeri Daud – karena Yesus anak Daud yang lahir maka bintang Daud kepunyaan-Nya harus datang dari timur dan berhenti negeri Daud Betlehem menyambut kelahiran-Nya, sebab bintang Daud milik Israel.
          Oleh karena Yesus anak Daud keturunan Yehuda dari Israel adalah bintang Daud maka Israel juga adalah bintang Daud yang dijanjikan dalam kitab paranabi. (Wahyu 22:16 "Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang." Menghormati Yesus anak Daud maka I.S. Kijne bernyanyi dalam nyanyian Rohani 25:1
T’rang bintang siang gemerlap
Yang turut janji yang tetap
Terbit di seb’lah timur
Ya anak Daud, rajaku
Cahaya pengasihan-Mu
B’ri hatiku terhibur
Amin-amin. Kebenaran, kegemaran, kan beri berkelimpahan
          Yesus anak Daud sudah di nubuatkan dalam kitab para nabi untuk lahir di Betlehem negeri Daud dan bintang Daud pun sudah dinubuatkan akan terbit di timur dan berjalan ke negeri Daud Betlehem sehingga genaplah kitab para nabi atas Betlehem (Matius 2:5).
Ketika Betlehem telah tergenapi dalam nubuatan kitab para nabi, Yesus putra injil lahir – penginjilan dimulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi dengan tuntunan rohul kudus atas murid-murid-Nya – mata TUHAN sedang menjelajahi muka bumi dan menemukan Papua berada persis di timur jauh ujung bumi, maka Papua ditetapkan oleh TUHAN sebagai bangsa penggenapan akhir di ujung bumi yang belum diinjili. Karena Papua negeri timur yang dinubuatkan untuk kedatangan Yesus dari arah timur maka bintang timur gilang gemilang berjalan dari timur tengah ke timur jauh ujung bumi Papua dan berhenti sebagai tanda penggenapan bahwa injil telah sampai di ujung bumi, oleh karena Papua negeri penggenapan yang belum diinjili, tetapi injil itu telah mencari hingga menemukan Papua negeri yang berhutan lebat dan masih hidup dalam kegelapan, maka I.S. Kijne bersukacita di Papua dalam pujian nyanyian rohani 25: 2
Kau cari aku yang sesat
Di dalam hutan yang lebat,
Bers’ru berulang-ulang
Di tengah kegelapanku
Kulihat cah’ya wajah-Mu
Kau bawa aku pulang
Amin-amin. Kebenaran, kegemaran, kan beri berkelimpahan
Bintang timur berhenti di negeri timur Papua, sebagai tanda kemuka bahwa Yesus tunas Daud datang melalui Papua sebagai negeri timur jauh ujung bumi - bintang timur yang gilang gemilang itu akan datang dari arah timur ujung bumi Papua sebagai bangsa penggenapan yang dinubuatkan dalam kitab para nabi.
          Ketika Ottow dan Geissler pembawa injil berlayar dari negeri Eropa ke negeri timur jauh (Papua), waktu itu mereka melihat bintang timur yang gilang gemilang berjalan dari timur tengah ke timur jauh Papua dan mereka pun mengikuti bintang tersebut, sehingga I.S. Kijne bernyanyi dalam nyanyian rohani 25:3

Hendak ku ikut bintang-Mu, Kepada rumah s’lamatku,
Ya, Yesus, tolong aku, Kehendak hatiku lemah,
Supaya tambah kuatnya,
B’ri roh-Mu kepadaku.
Amin-amin. Kebenaran, kegemaran, kan beri berkelimpahan
          Ottow dan Geissler menginjakkan kaki di Mansinam – Papua, dengan tuntunan rohul kudus dan mengikuti bintang timur gilang gemilang karena rohul kudus menjelaskan kepada Ottow dan Geissler. (Wahyu 22:16). – Papua negeri timur adalah negeri yang telah dinubuatkan dalam kitab para nabi yang akan dilawat pertama sebagai pintu kedatangan Yesus putra timur, maka bintang timur pun berhenti di Papua. Bintang timur dikaruniakan oleh TUHAN menjadi milik Papua negeri timur ujung bumi. (Wahyu 2:28 “dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur.”).
          Ketika Ottow dan Geissler mengikuti bintang yag berjalan ke timur dan berhenti di Mansinam-Papua tepat jam 10.00.WIT, dan mendarat di atas tanah Papua, matahari pun terbit menyambut kedatangan Ottow dan Geissler dan terang siang yang baka muncul di waktu itu sebagai tanda kemuka bahwa Papua tidak lagi diterangi oleh Matahari dan bulan tetapi TUHAN-lah menjadi penerang, Papua sebagai bangsa yang dimaksud dalam  menggenapi kitab (Yesaya 60:19 Bagimu matahari tidak lagi menjadi penerang pada siang hari dan cahaya bulan tidak lagi memberi terang pada malam hari, tetapi TUHAN akan menjadi penerang abadi bagimu dan Elohimmu akan menjadi keagunganmu. Papua adalah bangsa yang dahulu berjalan di dalam kegelapan kini melihat terang yang besar, dan mereka yang diam didalam negeri kekelaman, atasnya bersinar. (Yesaya 9:2; Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar). Papua bangsa timur ujung bumi adalah bangsa yang dinubuatkan dalam kitab para nabi. Mendeteksi maksud TUHAN atas penggenapan kitab para nabi, I.S. Kijne menyambutnya dengan nyanyian rohani 22:1
Di langit seb’lah timur
T’rang siang merekah
Dan datanglah penghibur
seisi dunia.
Amin-amin. Kebenaran, kegemaran, kan beri berkelimpahan
Injil Tuhan telah tiba di Papua, Tuhan sang penghibur seisi dunia telah datang di ujung bumi, Ia menjadi suluh terang yang menghalau kegelapan menerangi segenap alam Papua, maka I.S. Kijne menyambutnya dalam nyanyian Rohani 22:2
Dihalaukan-Nya malam
Dan kegelapannya
Teranglah seg’nap alam
Di cahyanya cerah
Amin-amin. Kebenaran, kegemaran, kan beri berkelimpahan
Ketika kedatangan Ottow dan Geissler di Mansinam, negeri Papua begitu kumuh, bagaikan negeri yang ditawan dalam penjara, kemudian injil terang Tuhan disambut oleh Papua dan ketika nama Tuhan diproklamasikan di Mansinam maka terbukalah belenggu-belenggu kegelapan dan Papua menyambut terang seperti sinar yang merekah di pagi hari. Mengenang itu I.S. Kijne bernyanyi dalam nanyian rohani 22:3
Yang terpenjara lagi
Dan duduk mengeluh
Menyambut sinar pagi;
Terbuka belenggu
Amin-amin. Kebenaran, kegemaran, kan beri berkelimpahan
Waktu nama TUHAN diproklamasikan di Papua, terang Kristus benar-benar bercahaya di Papua dan kehidupan yang binasa, alam maut pun menjadi lenyap, karena terang kristus Berjaya tetap dalam kuat Kuasa-Nya, sehingga dari jauh I.S. Kijne bersorak-sorai dalam nyanyian rohani 22:4


T’rang Kristus bercahaya
Dan alam maut lenyap
T’rang Kristus yang Berjaya
Kuasanya tetap.
Amin-amin. Kebenaran, kegemaran, kan beri berkelimpahan
          Betlehem negeri Daud - tempat bintang Daud berhenti – tanah kelahiran anak Daud di nubuatkan bahwa, Betlehem sesekali bukanlah yang terkecil diantara mereka yang memerintah Yehuda, karena daripadanya akan bangkit seorang pemimpin yang akan menggembalakan umat-Ku Israel. (Matius 2:6).
          Papua bangsa negeri timur dinubuatkan oleh I.S. Kijne bahwa “Papua sekalipun bangsa lain dengan kepandaian, dan marifat yang tinggi tidak akan memimpin bangsa Papua, tetapi Papua akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri”, sebab itu permuliakanlah TUHAN di negeri-negeri timur, nama TUHAN Ellohim Israel di tanah-tanah pesisir laut’’! (Yesaya 24:15), sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pula kelak kedatangan anak manusia (Matius 24:27).
          Israel dan Papua bangsa kecil yang akan menjadi kaum yang besar dan yang paling lemah akan menjadi bangsa yang kuat. (Yesaya 60:22). Atas dasar itulah di tugu pengharapan Papua, I.S. Kijne menyampaikan kepada bangsa Papua agar jangan sesekali dianggap rendah, teruslah bertekun dalam membaca kitab suci, jangan lalai dalam mempergunakan karunia, hidup didalam semua perintah TUHAN maka akan banyak kemajuan (1 Timotius 4:12-16 “12 Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. 4:13 Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. 4:14 Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. 4:15 Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. 4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau”). I.S. Kijne berharap agar bangsa Papua harus bertekun dalam agenda TUHAN hingga akhir zaman - kedatangan Yesus tunas Daud bintang timur yang gilang gemilang dari arah timur Papua.



          

Senin, 16 Mei 2016

DOMINEE I.S. KIJNE MEMBANGUN RUMAH KESELAMATAN BANGSA PAPUA DAN IMPLIKASINYA BAGI KELAHIRAN NASIONALISME PAPUA BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN ISRAEL DALAM STANDARD ALKITAB

OLEH
HAMAH SAGRIM



A.   Membangun Rumah Keselamatan Bangsa Papua
Rumah keselamatan bangsa Papua adalah Intelektual Rohaniah dan intelektual sains. Untuk memahami esensi rohani, orang Papua harus dididik menjadi pandai terlebih dahulu. Ilmu didik yang diajarkan haruslah sesuai dengan maksud Tuhan yang dilimpahkan kepada manusia Papua seutuhnya di atas tanah Papua seanteronya. Atas dasar inilah I.S. Kijne berpendirian bahwa:
“Anak-anak Papua harus didirikan sebuah sekolah yang semestinya bagi mereka dan bukan sekedar sebuah tiruan dan mereka harus dipisahkan dari anak-anak amberi”.
Inilah konsep awal untuk mendirikan rumah keselamatan bangsa Papua sebenarnya yang telah disampaikan oleh Pdt. Dominee I.S. Kijne ketika berada di Miei. Dari rumah keselamatan itu, I.S. Kijne mengajarkan ideologi bangsa Papua untuk “….Bangkit dan Memimpin dirinya sendiri” yang begitu universal. Doktrin pengajaran diawali dengan Tuhan. “Barang siapa bekerja di tanah ini dengan takut akan Tuhan, sungguh-sungguh, dengar-dengaran, dan setia, ia akan mendapat tanda heran yang satu ke tanda heran yang lain”.
Konsepsi I.S. Kijne sebagai fondasi raksasa ideologi universal Papua yang hidup, kontekstual, aktual mengejawantah di ruang kehidupan masyarakat dalam kerangka keimanan Tuhan Ellohim yang asli, untuk mengkonstruksikan “bangunan kesadaran ke’Papuaan terhadap TUHAN Ellohim Israel yang holistik” dengan “elemen-elemen struktur kesadarannya pada lima bidang yang ditetapkan oleh Dominee I.S. Kijne yaitu; orang Papua dididik untuk pandai berpikir, pandai  bernyanyi, pandai bekerja, pandai melukis, dan pandai mengukir, sebagai bidang strategis kehidupan menuju kemandirian yang beradab”.  Sebagaimana ucapannya ketika ia tiba pertama kalinya di mansinam bahwa “anak-anak Papua sangat rajin sehingga mereka bisa bekerja untuk negerinya sendiri”. Sebuah pernyataan doktrin yang hebat untuk spirit membangun “masyarakat sejati Papua yang madani-berkeadaban” (sebagai megaproyek kebangsaan Papua jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang), dengan fitrah dimensi roh kebangsaan Papua.
Dari tokoh-tokoh zendeling di bumi cenderawasi ini, orang Papua harus bergegas bangkit mentransendensikan serta mensinergikan, mengkonsolidasikan dan mensintesakan maupun mensenyawakan, doa sulung Dominee Izaak Samuel Kijne yang diterapkan dalam strategi atau model pengajarannya yang cenderung memberikan pencerahan kepada orang Papua untuk bangkit dan bersaing menuju peradabannya, dengan harapan penting bahwa orang Papua bisa bekerja untuk dirinya sendiri dengan mengambil roh ke’Papuaan demi kepentingan umum bangsa Papuanya.
Orang Papua harus ambil kesatuan tanah air Papua melalui sistem kekerabatan, ambil transformasi kebudayaan, peradaban dan eksperimen demokrasi kesukuan yang ada dengan hikmah yang bijaksana dan arif, perlu juga diambil sistem kekuasaan pria berwibawa, ambil hikmah ajaran nasionalis, agama, nilai-nilai komunal kehidupan sosial universal kepapuaan, ambil doktrin roh pertahanan dan keamanan komunual ala kepemimpinan pria berwibawa, ambil ekonomi kerakyatan pria berwibawa yang berkeadilan dan berkeadaban, ambil roh pendidikan tradisional dan roh pendidikan sekolah normale model Kijne untuk membentuk orang Papua yang beradab sebagai manusia seutuhnya, ambil kesadaran spiritualitas kesejatian - teosofi transenden yang diajarkan oleh I.S. Kijne  ketika memulai pengajaran dan pendidikannya di Miei hingga ke Joka-Sentani, Jayapura, ambil pula sistem kepemimpinan pria berwibawa yang notabene tahtanya untuk rakyat dan sukunya, ambil pula  khazanah filsafat kehidupan tradisional orang Papua. Founding peradaban berbasis kerangka konstitusi doa sulung I.S. Kijne sesungguhnya dan etika adiluhung Papua, ambil kesadaran Filosofi dan paradigma masyarakat sejati Papua yang madani dan berperadaban tinggi, dengan kesadaran filosofi teosofi Transenden dengan Hikmah roh pluralisme kemajemukan Papua dimana semua Papua itu satu, dan satu Papua untuk semua suku bangsanya dalam simbol kebhinekaan Papua sesungguhnya dengan penuh demokratisasi yang berhikmah dalam kebijaksanaan yang arif penuh iman percaya, maka terwujudlah  bangunan kesadaran kepapuaan yang holistic dalam pandangan yang saya sebut membangun ruh keselamatan bangsa Papua.
Identitas Papua adalah sistem nilai yang sangat dihargai oleh TUHAN. Identitas merupakan standard nilai yang ditentukan langsung oleh Ellohim. Dominee I.S. Kijne memahami standart itu sehingga mewujudkannya dengan cara mendidik orang Papua tidak dengan konsep pendidikan dari dunia lain tetapi konsep atau model pendidikan yang semestinya lahir dari identitas Papua itu sendiri dengan berguru pada Rohul Kudus sebagai guru agung Papua, karena bangsa Papua memiliki segudang ilmu pengetahuan yang luarbiasa, kuncinya ada pada  bagaimana mendidik mereka tahu baca, hitung, bermain musik, melukis, menulis, mengukir, berpikir, dan bekerja, sehingga ketika dasar-dasar itu telah diketahui, maka orang Papua akan dengan sendirinya berkembang sesuai perkembangan zaman. Kebudayaan Papua adalah bagian dari berkat Tuhan yang diberikan bagi orang Papua. Sangat berdosa, bahkan sangatlah miskin bilamana orang Papua cenderung mengambil budaya orang lain yang bukan bagiannya karena Ellohim akan mengurangi nilai bagi orang Papua karena itu bukan milik dia. (Matius 20:14). Ellohim sudah memberi kepada setiap suku bangsa bagian-bagiannya, baik itu budaya, bahasa, laut, tanah dan sebagainya bagi mereka masing-masing bahkan Ia berdiam didalamnya secara rahasia pada sisi-sisi  keilahian-Nya yang berbeda itu. jika bangsa Papua tidak menghormati budaya bangsanya sebagai identitas Papua, sia-sialah keberadaan bangsa Papua, karena apa arti sebuah bangsa jika tidak mempunyai identitas? Itu seperti kehidupan tanpa roh, atau pohon tanpa akar, mobil tanpa merek atau produk-produk yang tidak mempunyai label. Setiap tumbuhan yang tidak memiliki akar akan mati, produk yang tidak memiliki label akan dibuang ke tempat sampah untuk dibakar musnah, Tuhan akan menerima suku bangsa yang memiliki label. Mengenai identitas adat bukanlah sesuatu yang tabu tetapi adat adalah undang-undang Tuhan. Dominee Izaak Samuel Kijne menyampaikan kepada orang Papua dalam nyanyian Mazmur 81: 4
Adat inilah
undang-undang Tuhan;
Israel telah
Memegangnya T’rus
Sejak ditebus
Dari perhambaan
         
Dahhulu Israel menghormati adatistiadat mereka, Yesus putra Yahudi sejati berkata, Aku datang bukan untuk meniadakan hukum taurat melainkan untuk menggenapinya. Adatistiadat di atas tanah ini adalah kekayaan yang dipersiapkan untuk kemuliaan bagi Tuhan, apa yang sekarang ada, dahulu telah ada dan Tuhan mencari hal itu. Suku-suku di Papua sangat memegang teguh adatistiadat mereka, dan adat Papua sebagai undang-undang yang digunakan untuk menghakimi dan membenarkan perbuatan mereka.

B.   I.S. Kijne dan kelahiran Nasionalisme Papua –
       Nasionalisme Papua awalnya terbangun melalui didikan misionaris gereja. Pada tahun 1855 Ottow dan Geisler tiba di Mansinam dan doa sulung mereka adalah Dengan nama Tuhan kami menapaki kaki di tanah ini”, doa tersebut dianggap sebagai Proklamasi Nama Tuhan di atas tanah Papua. Proklamasi itu dipandang sebagai doa sulung orang Papua dalam perkembangan peradaban yang dipakai sebagai kata-kata doktrin nasionalisme orang Papua, bahwa nama yang terdengar pertama oleh tanah ini adalah nama Tuhan, dan juga setiap bangsa yang mendengar nama Tuhan secara sah Tuhan kawal mereka. Dengan demikian bahwa oleh karena Papua nama Tuhan disebut, maka mulai dari saat itu TUHAN kawal Papua. 
       Tuhan kawal Tanah Papua untuk kepentingan Dia – Tuhan membangkitkan Papua untuk manivesto kedatangan-Nya. Tuhan mengubah Papua demi kepentingan-Nya, Tuhan menjaga Papua secara khusus demi kepentingan-Nya, Tuhan melindungi Papua demi kepentingan-Nya.
       Kecintaan terhadap Papua semakin kuat lagi ketika maklumat Aitumieri oleh Dominee Ishak Samuel Kijne “Sekalipun bangsa lain memiliki kepandaian dan marifat tinggi tetapi mereka tidak dapat memimpin bangsa ini, namun bangsa ini akan bangkit memimpin dirinya sendiri”, selanjutnya tokoh zendeling gereja terus mendidik orang Papua dengan materi didik berwawasan kepapuaan. Bahkan adanya suatu kekuatan besar yang digagas oleh Dominee Isak Samuel Kijne bahwa “Orang Papua sangat rajin, sehingga mereka harus didirikan sebuah sekolah yang semestinya bagi mereka yang bukan sekedar suatu tiruan, dan didiklah mereka untuk pandai berpikir, pandai bernyanyi, pandai menghitung, pandai melukis dan pandai mengukir, maka suatu kelak mereka akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri”. 
       Pernyataan-pernyataan ini sebagai cikal bakal lahirnya kecintaan orang Papua terhadap dirinya, kepercayaan diri, kecintaan terhadap tanahnya Papua. Inilah yang saya lihat sebagai awal kelahiran nasionalisme Papua. Selain pernyataan maklumat dan deklarasi iman, para tokoh zendeling sangat bersungguh-sungguh mendidik orang Papua dengan konsep membangun kesadaran mereka terhadap identitas dirinya yang benar-benar utuh dan tak terganggu oleh pemikiran luar dengan pemahaman-pemahaman yang benar -benar berisi identitas kepapuaan secara utuh. Hal itu bukan sekedar didikan kosong melainkan diciptakanlah materi didik seperti buku-buku dan nyanyian yang dipakai. Salah satu nyanyian nasional orang Papua diciptakan oleh zendeling Dominee I.S. Kijne adalah SERULING MAS dan salah satu lagu yang dipakai sebagai lagu kebangsaan Papua adalah lagu “Hai Tanahku Papua”.
       Setelah itu, pada tahun 1962, pemerintah Hindia Belanda meletakkan suatu fondasi kebangsaan the nation Foundations” bagi orang Papua. Disini lahirlah patriotisme orang Papua yang sangat nasionalis terhadap bangsanya. Konsep kenegaraan dan rasa ingin merdeka yg tinggi dimunculkan pertama melalui simbol dan doktrinitas zendeling yang embrionya merujuk pada suatu sasaran utama yaitu berdirinya sebuah Negara. Konsep nasionalis kenegaraan Papua sebenarnya diambil dari persemaian konsep zendeling. 
       Disini kita secara jelas melihat bahwa pada tahun 1855 nasionalisme Papua itu lahir dan lebih dahulu dikenal jauh sebelum 1969 barulah Indonesia memulai dengan didikan Indonesia untuk menasionalisasikan Papua. Entahlah pada tahun itu nasionalisme Indonesia di bumi Kasuari benar-benar lahir ataukah tidak terlahir, karena kehadiran Indonesia pada tahun 1962 – 1969, rakyat Papua melakukan perlawanan untuk menolak hadirnya Indonesia di bumi Kasuari, akhirnya muncullah istilah “Separatis” yang dilekatkan kepada orang Papua yang ketika itu melakukan perlawanan kepada Indonesia dengan sebutan “Organisasi Papua Meredeka (OPM)”. Pembentukan Negara Papua merupakan embrio nasionalisme yang nyata yang dibentuk oleh kerajaan Belanda sedangkan rasa kecintaan Papua terhadap bangsanya terlahir dari didikan zendeling. 
       Perang revolusi yang dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tahun 1962 dengan perintah operasi mandala untuk; “bubarkan Negara boneka buatan Belanda di daratan Irian Barat” merupakan irisan luka awal kebencian Papua terhadap Indonesia sekaligus merupakan pupuk yang menyuburkan nasionalisme orang Papua terhadap bangsanya. Pembantaian terhadap orang Papua merupakan awal tirai pemisah yang membedakan orang Papua dan Indonesia, sehingga seringkali orang Papua mengatakan bahwa “kami ras melanesoid berbeda dengan ras melayu”. Terjadinya perbedaan ras itu muncul ketika orang Papua tidak diperlakukan dengan baik, dibunuh, diabaikan, didiskriminasikan, bahkan pendekatan Negara di Papua menggunakan militer yang berhujung pada pembunuhan dan pembantaian nyawa orang Papua semakin menjadi modal yang membangkitkan kebencian terhadap Indonesia dan memacu semangat kecintaan orang Papua terhadap tanah dan diri mereka sendiri tiada taranya.  
       Selanjutnya peristiwa PEPERA dianggap gagal oleh orang Papua karena tidak sesuai dengan instruksi PBB bahwa “one man one vote” yaitu “satu orang satu suara” tidak dilaksanakan ketika itu karena Indonesia melakukan represifitas terhadap masyarakat Papua dan juga Indonesia hanya mengambil setiap kepala suku mewakili orang Papua dari masing-masing suku di Papua untuk melakukan pemilihan Penentuan Pendapat Sendiri (PEPERA) dengan menggunakan dua pertanyaan; (1) Ikut Indonesia, atau (2) merdeka sendiri. Kedua pertanyaan itu pun konsekwensinya adalah ketika menjawab ikut Indonesia, pasti hidup jika menjawab meredeka maka ditembak mati. Metode yang dipakai Indonesia ketika itu adalah menekan psikologis dengan menembak, ada yang memberikan rayuan dengan wanita cantik, ada pula dengan janji Negara bahwa akan memberikan jabatan khusus di Negara Indonesia, dan lain sebagainya. Orang Papua yang tergiur oleh janji-janji jabatan, wanita dan uang ketika PEPERA selanjutnya dikawal oleh pemerintah. 
       Dengan diadakannya PEPERA maka disinilah permulaan retaknya nasionalisme kepapuaan, dimana kelompok yang satu tetap setia kepada nasionalisme Papua, disebut kelompok OPM atau sering juga dikatakan sebagai kelompok “M” dan satu sisi lagi kelompok pro nasionalisme Indonesia yang disebut kelompok “Merah Putih”.  Orang Papua yang akan menjadi pejabat pasti memposisikan dirinya secara baik agar mendapat legitimasi di Negara, walaupun mereka telah sadar tentang siapa dia dan apa identitas jati dirinya sebagai orang Papua. Inilah konsepsi ganda dalam dua nation yang kita maksudkan dengan “Nasionalisme Ganda Papua”. Selain itu nasionalisme Indonesia tersemai melalui beberapa tokoh Indonesia yang diambil oleh pemerintah Belanda untuk ditugaskan di bumi Papua.
 
C.   Kawin Silang Indonesia dan Papua yang Melahirkan Nasionalisme Ganda Orang Papua.
Relevansi Nasionalisme ganda orang Papua terjadi akibat kawin silang antar nasionalisme Indonesia yang terbangun oleh tokoh-tokoh pejuang Indonesia sedangkan nasionalisme Papua terbangun oleh para zendeling, yang mana keduanya bermuara dari pangkal konsepsi idelogi masing-masing, yaitu Indonesia dengan ideologinya dan Papua dengan ideologinya.
Mengurai benang pangkal dinamika pergolakan rakyat Papua dari beberapa aspek yaitu historis, ideologis dan politis yang bermuara pada satu titik, yaitu, nasionalisme. Nasionalisme Papua dan Nasionalisme Indonesia, masalah ke-papua-an dan ke-indonesia-an menjadi pangkal dinamika yang melahirkan pergolakan rakyat Papua sampai hari ini. Pergolakan yang sesungguhnya bukan karena soal kepemerintahan Negara melainkan karena Papua tidak menyadari bahwa oleh karena Papua TUHAN rela dan memperbolehkan nama-Nya disebutkan. Sebab dalam 10 hukum, telah diperingatkan kepada manusia bahwa nama Tuhan tidak boleh disebutkan dengan sembarang. Tuhan telah bertanggung jawab atas tanah ini, namun karena ketidaksetiaan Papua sendiri mengakibatkan perpecahan didalam nasionalisme Papua. Begitupun seperti bangsa Israel ketika menantikan musa begitu lama sehingga mereka mulai membuat patung berupa lembu yang terbuat dari emas dan sujud menyebah baginya, sehingga ketika Musa turun dari gunung Sinai dan melihatnya demikian membuatnya marah dan memisahkan bangsa Israel menjadi dua kelompok, dimana yang setia dengan iman kepada Tuhan dan yang telah menyembah patung yang mana kita bisa simpulkan bahwa kejadian itu menunjukkan dualism iman (Keluaran 32:1-27).
Munculnya dua nasionalisme di Papua, yaitu nasionalisme Papua dan nasionalisme Indonesia, merupakan situasi yang dilematis dalam pemahaman sejarah Papua sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
D.  Nasionalisme Papua? 
Sejarah peradaban Papua mencatat bahwa perkembangan peradaban Papua dimulai oleh para zendeling gereja tahun 1855. Pada tahun ini pula identitas Papua dibangun diatas adat dan budaya mereka melalui didikan zendeling di sekolah, nyanyian dan lagu-lagu yang dinyanyikan, karangan-karangan yang melukiskan kepapuaan, maklumat serta deklarasi zendeling tentang masa depan Papua yang mendoktrin rasa kecintaan terhadap Papua. Inilah kekuatan besar yang melahirkan nasionalisme Papua.
Belanda secara resmi menguasai Papua pada tahun 1828 setelah mendirikan benteng di Lobo, Teluk Triton (sekarang wilayah Kabupaten Kaimana) sementara pos pemerintahan Hindia Belanda baru didirikan pada tahun 1898. Sistem administratif yang diterapkan Pemerintah Belanda di Papua berbeda dengan sistem administrasi yang diterapkan di daerah lain dalam wilayah Hindia Belanda. Biasanya Pemerintah Belanda menunjuk pemimpin lokal sebagai pejabat pemerintah. Di Papua, kelompok sosial terdidik sangat sedikit sehingga memanfaatkan dari Maluku, khususnya Ambon, untuk bidang pemerintahan. Sebagai akibatnya muncul dua lapis sistem kolonial di dalam masyarakat Papua.  
Sistem pemerintahan yang bersifat dual colonialism yang diperankan kelompok atas, yakni segelintir orang Belanda, dan kelompok bawah, yaitu mayoritas orang Indonesia yang melakukan kontak dengan orang Papua menjadi akar masalah yang akhirnya menimbulkan perasaan saling berbeda antara orang Papua dan orang Indonesia. Dalam berbagai konflik, Orang Papua cenderung memusuhi orang Indonesia daripada orang Belanda.
Bersemainya kesadaran kepapuaan sebagai suku bangsa tidak lepas dari peran misi Katolik dan zending Protestan yang sudah dimulai sejak tahun 1855, jauh sebelum pos pemerintah Belanda didirikan pada tahun 1898. Mereka memperkenalkan penggunaan bahasa Melayu dan budaya Melayu serta ide Barat kepada orang Papua.
Ini berlangsung hingga Jepang menginjakkan kakinya di Hindia pada April 1942 yang selanjutnya menguasai Merauke. Berbeda dengan sikap orang Papua terhadap Belanda, sikap mereka terhadap Jepang lebih cenderung menentang karena Jepang kejam. Karena itu, ketika Sekutu mendarat di Hindia pada April 1944, dianggap sebagai pembebas dari Jepang. Mereka membantu Sekutu mengusir Jepang. Kedatangan Sekutu, menurut Lagerberg (1979), memotivasi masyarakat Papua memikirkan kembali identitas mereka.
Sementara itu, nasionalisme Indonesia di Papua disemai tokoh-tokoh nasionalis mulai akhir 1945 ketika residen Van Eechoud merekrut beberapa orang Indonesia sebagai pegawai pemerintah, di antaranya Soegoro Atmoprasodjo yang ditunjuk sebagai pengajar dan direktur asrama pada Kursus Singkat Pamong Praja di Kota Nica. Kesempatan ini digunakan Soegoro untuk meyakinkan para siswanya untuk berpikir bahwa mereka adalah bagian dari bangsa Indonesia. Beberapa orang yang menempuh pendidikan Eechoud dan kemudian menjadi terkemuka dalam aktivitas politik antara lain: Markus dan Frans Kaisepo, Nicolaas Jouwe, Herman Wajoi, Silas Papare, Albert Karubuy, Moses Rumainum, Baldus Mofu, Eliezer Jan Bonay, Lukas Rumkorem, Martin Indey, Johan Ariks, Herman Womsiwor dan Abdulah Arfan.
Selepas dari tahun 1945, nasionalisme Indonesia pun mulai muncul ke permukaan ketika dilakukan PEPERA, di mana tokoh-tokoh Papua terpelajar dijadikan sebagai tim Indonesia yang mengkampanyekan Indonesia kepada orang Papua. Selain itu, adanya pemaksaan dan intimidasi yang memaksa orang Papua harus ikut dengan metode syok terapi sehingga membuat mereka takut dan selalu mengakui keberadaan Indonesia di bumi Kasuari. Kita menemukan aspek-aspek pembentukkan nasionalisme Papua dan juga nasionalisme Indonesia sehingga kita memakainya dengan istilah nasionalisme ganda yang terbangun di Papua.


ISRAEL BANGSA PERJANJIAN - PAPUA BANGSA PENGGENAPAN

ISRAEL DALAM RENCANA TUHAN BAGI DUNIA